Kisah penghafal Al-Quran bermodalkan keyakinan | Cara Cepat Menghafal Al-Quran






Di sebuah desa di wilayah Jawa timur, ada seorang anak berbadan kurus, sakit-sakitan dan daya ingatnya pun lemah. Sebut saja namanya jugan. Di bangku SD, ia tidak naik kelas bahkan belum bisa membaca hingga usia 8 tahun.

Suatu hari ia membolos dari sekolah, dan mengikuti ayahnya untuk berlayar ke laut. Ketika itu gumpalan awan hitam menyelimuti cahaya tanda badai akan segera tiba. Tiba-tiba, gulungan ombak besar datang menghantam bahtera, serangan badai mengombang-ambingkan perahu kecilnya. Saat itu yang terucap hanyalah, Allah.

Si anak mabuk dan muntah-muntah hingga tak sadarkan diri. Bahkan ia sampai meninggalkan shalat maghrib dan isya. Saat itulah ayahnya menasihati, “nak, jangan tiru ayahmu. Jadilah orang sukses”

Nasihat itu pun menancap di relung hatinya yang paling dalam dan terus terngiang-ngiang di pikirannya. Ia pun berubah. Mulai dari kelas 3 MI sampai lulus SMP, ia menjadi juara kelas. Ketika ditanya oleh teman-temannya, jimat apa yang kamu pakai hingga menjadi juara, dengan senyum manis ia menjawab, dengan jimat keyakinan.

Lulus SMP, ia melanjutkan sekolah di pondok pesantren di jombang. Di tempat baru ini, penyakit lamanya kambuh lagi. Ia suka bolos dengan alasan pura-pura sakit. Ia raja kantuk di kelas, prestasinya buruk, dan sering mendapat hukuman berdiri di depan kelas karena tidak menghafal pelajaran.

Ringkas cerita, ia pun lulus kemudian mendaftar ke ma’had ali di wonogiri. Namun, ia tidak diterima. Saat mencoba mendaftar di ma’had ali di salatiga, ia pun tidak lulus seleksi. Ia pun menyerah dan berdiam di rumah. Takdir Allah, ada seorang ustadz mengingatkan agar ia tidak menyerah dan menjadi manusia biasa yang kemudian mati tanpa karya. Ia mulai sadar akan kelalaiannya selama ini. Jugan juga teringat nasihat ayahnya dulu. Ia pun bangkit dan tanpa peduli dengan kemampuan otaknya, ia nekat merantau ke bekasi bermodalkan sebuah keyakinan. Ia mendaftar diri di pondok tahfiz Al-Quran. Alhamdulillah, ia diterima.

Jugan yakin bisa hafal Al-Quran dan berjanji tidak akan pulang sebelum hafal 30 juz. Hanya itulah yang ada di benaknya. Hari-hari dilaluinya dengan menghafal. Semangatnya menggelora. Hari raya pun, ia tak pulang kampung. Bahkan ia pernah memberikan motivasi seraya berkata, “Malasnya kita adalah rajinnya mereka yang diluar sana


Hari berganti hari, bulan berganti bulan tak terasa 4 bulan saja jugan menghafal Al-Quran 30 juz . bahkan ia mampu menyaingi teman-temannya yang saat memulai sudah hafal 13 sampai 15 juz. Lagi-lagi, ketika ditanya apa yang membedakan juga dengan yang lain? Dengan senyum lebar jugan menjawab, “Saya memiliki keyakinan lima kali lipat daripada yang lain” ya, keyakinan bahwa saya pasti bisa menghafal 30 juz.

Share sebanyak-banyaknya, supaya semakin cinta orang-orang untuk menghafal Al-Quran... :D