Terharu, kisah seorang anak miskin mewujudkan cita-cita menghafal Al-Quran





Ingat, Impian harus besar walau harus dimulai dengan langkah-langkah kecil, dan perlu diingat juga bahwa hasil impian kita berbanding lurus dengan usaha kita... :)
Supaya lebih memompa semangat kita untuk menghafal Al-Quran... mari kita simak saudara kita berkisah bagaimana ia mewujudkan impiannya... :D
"Namaku umar, aku dilahirkan di sebuah pelosok kampung dari keluarga termiskin dikampung itu. wajar saja, kalau aku disekolahkan di MI panti asuhan. Setelah lulus, aku melanjutkan sekolah di SMP terpuruk kualitasnya. Ya, mau bagaimana lagi daripada tidak sekolah. Alhamdulillah, pada jenjang SMA aku disekolahkan seorang donatur di SMAIT Al-Azhar, sebuah sekolah favorit dan bermutu. Kebahagiaanku di sekolah tersebut memompa semangatku sehingga berhari-hari kujalani dengan giat dan semangat belajar. Ya, memang sudah nasib, aku telah memaksa diri untuk belajar siang dan malam, mengurangi tidur, tetapi tetap saja nilaiku jeblok. Takdir Allah, hanya berjalan satu tahun, orang yang membiayai sekolahku menyatakan tidak bisa membantu lagi. Aku pun harus keluar dari sekolah favorit itu.
Kemudian aku direkomendasikan oleh seorang ustadz agar masuk pesantren panti asuhan setingkat SMA di kediri. Sempat terbetik di benakku, panti asuhan lagi, panti asuhan lagi. Tetapi tidak masalah daripada di rumah malah disuruh bapak untuk kerja, pikir saya saat itu
Subhanallah! Sesampai disana aku kaget! Ternyata pesantrennya sangat-sangat kecil. Disana aku harus makan nasi putih dengan lauk kerupuk dan kuah air putih yang digarami. Bahkan, adakalanya aku harus makan nasi saja tanpa lauk apa pun.
Tetapi, disanalah aku memulai impianku untuk menghafal AlQuran dan disanalah kepribadianku berubah total. Aku berubah perkasa setelah berjiwa manja dan suka mengeluh. Kini aku siap menghadapi segala kesulitan apapun  dalam hidup ini.
Singkat cerita, untuk mewujudkan impian hari demi hari aku lalui dengan menghafal dan menghafal, step by step. Namun, aku mendapatkan kesulitan yang luar biasa ketika menghafal. Ya, aky memang menghafal dari nol dan disana bukan pondok tahfiz, selain itu, pelajaran lainnya dimulai pukul 8 pagi hingga ashar. Dengan demikian, waktu untuk menghafal Al-Quran sangat sedikit. Jadi wajar bila tujuh angkatan sebelumku hnya satu orang yang bisa hafal Alquran, dan itu pun karena sudah ada hafalan sebelumnya.
Karena impian menjadi hafizh sudah mendarah daging, aku pun memperjuangkannya dengan gigih. Setiap jam 2 malam aku bangun dan menghafal hingga subuh. Selepas subuh aku lanjutkan menghafal dan aku tidak akan keluar dari masjid hingga jam tujuh. Waktu istirahat pun aku pergunakan untuk menghafal. Tidak ada waktu kosong kecuali aku gunakan untuk menghafal. Bahkan ketika aku sakit dan mataku keluar nanah, kebiasaanku menghafal tidak aku liburkan sedikitpun. Semua ini aku lakukan demi impianku hafal Al-Quran dan karena aku yakin apa yang aku lakukan tidak akan Allah sia-siakan. Alhamdulillah. , impianku terwujud dalam rentang waktu satu tahun setengah dan ketika aku lulus aku pun menjadi jawara kelas."
Kisah diatas menyadarkan kita semua bahwa menghafal al-quran adalah hak siapa saja, tanpa melihat apakah miskin, bodoh, sibuk, atau lanjut usia. Selama kita mau bermimpi kemudian berani berjuang dan berkorban untuk mewujudkan mimpi tersebut, Insyaallah, Dia akan memudahkan dan mewujudkan impian kita... amiin... :D
Silahkan di share... semoga bermanfaat... ;)